Sunday, February 20, 2011

karena KAMU yang butuh, bukan aKU!

(dari blog orang lain)
Membuat Produk yang Bakal Meledak!

Oleh Ir. H. Heppy Trenggono, M.Kom. [President Director United Balimuda]


SUATU pagi di bulan Juni lalu, Sodik yang datang bersama beberapa pengusaha Semarang menemui saya ketika saya baru mendarat di airport Ahmad Yani untuk sebuah acara yang mereka adakan. Dia bertanya kepada saya sambil membawa sebuah produk,

"Pak Heppy ini produk yang baru saya kembangkan, sirup jahe pak, kira-kira bisa meledak nggak pak, produk ini baru lho pak masih belum beredar di pasaran" begitu kira-kira yang dia sampaikan kepada saya.

Saya sempat mencicipi sirup jahe yang dibuat Sodik itu. Menurut saya rasanya enak sekali karena kebetulan saya juga sangat menyukai wedang jahe dari dulu. Produk ini juga praktis dan mudah disajikan setiap saat. Dan yang penting lagi produk ini dibuat dengan biaya produksi yang sangat kompetitif per botolnya, sehingga dengan harga jual yang tidak terlampau tinggi bisa mendapatkan margin yang cukup bagus.



Apakah produk ini akan meledak dan menghasilnya uang buat kita? Apakah produk ini akan disukai masyarakat? Jawabnya adalah mungkin ya dan mungkin tidak!
Kesalahan yang sering kali kita lakukan dalam meluncurkan produk atau jasa adalah kita menganggap bahwa kita tahu apa yang diinginkan oleh target market kita. Bagaimana kita tahu sedangkan customer sendiri tidak tahu apa yang mereka inginkan. Kalau kita tahu apa yang customer inginkan tentu bisnis menjadi sangat mudah bagi kita, dan kalau customer tahu apa yang mereka inginkan maka bisnis juga menjadi mudah buat kita.

Sebelum memulai meluncurkan sebuah produk langkah yang paling aman untuk kita lakukan adalah dengan mencari tahu dulu apa yang customer inginkan. Find out what they want! Bicaralah dengan target market, dengan calon customer yang akan kita bidik sebagai sasaran pemasaran produk anda.

Apa yang membuat mereka sakit, apa yang mengkhawatirkan mereka, apa yang membuat mereka frustasi, apa yang membuat mereka merasa senang, merasa aman, merasa terpenuhi, sehingga anda benar-benar tahu produk seperti apa apa yang harus anda buat dan lebih penting lagi anda tahu apa yang harus anda komunikasikan kepada target market anda tersebut.

Sebagian besar orang memulai dengan pengembangan produk dan kemudian menjualnya, dan baru mengetahui apakah customer menginginkannya atau tidak setelah barangnya laku atau tidak. Banyak kegagalan bisnis terjadi karena pendekatan yang digunakan terbalik. Mereka meluncurkan produk yang tidak diinginkan oleh target market. Mereka mengandalkan inovasi dan kreatifitas yang didasarkan pada obsesi diri sendiri bukan obsesi customer. Namun banyak sukses bisnis dilahirkan dengan produk-produk yang sederhana bahkan beberapa terkesan tidak bermutu, namun kenyataannya produk tersebut diserbu oleh customer.

"Tara Nasiku" adalah contoh sebuah produk yang dilahirkan oleh pemain besar di industri consumer goods di negeri ini dan telah menyedot bermilyar-milyar biaya pemasaran untuk meng-edukasi masyarakat. Namun hari ini kita lihat "Tara Nasiku" tidak dibeli oleh target market, kenapa? Karena target market tidak menginginkannya!

Selalu ada cara untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh customer, tidak mudah memang, tapi membangun produk dengan asumsi kita mengetahui apa yang customer inginkan adalah sebuah risiko tinggi!

"Jadi bagaimana dengan sirup jahe saya pak? Apakah akan meledak?"


Sumber: Republika | Kamis, 20 Agustus 2009

referensi
http://iibf-indonesia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=61:articles-9&catid=48:usually-articles&Itemid=106

No comments:

Post a Comment