Sunday, February 20, 2011

memelai BIS nis

(dari blog orang lain)
Memulai


Oleh Ir. H. Heppy Trenggono, M.Kom. [President Director United Balimuda]


“Kau sendirilah penghambat terbesarmu. Bangkitlah lebih tinggi darimu.” (Al-Hafidz, Sufi Persia)

Saat saya mengisi workshop di Universitas Diponegoro, Semarang, ada sebuah pernyataan yang mengejutkan. “Setelah memulai usaha, saya justru punya utang pak Heppy. Tapi saya sudah tak minta uang lagi pada orang tua,” kata Nur Sodik yang masih mahasiswa. Mendengar itu saya bilang: ”Itulah hidup. Tapi ada hal yang patut anda syukuri kan. Yaitu memulai untuk usaha. Sebab semua orang yang sukses pasti mengalami proses yang sama.”

Memulai. Itu sebuah kunci penting dalam entrepreneurship. Tanpa memulai tidak akan pernah ada hasil. Lalu pertanyaannya, kapan sebaiknya mulai masuk ke dunia entrepreneurship? Jawabnya jelas, ketika masih muda. Lihat orang-orang sukses seperti Bill Gates dan Warren Buffet. Mereka semua mulai usaha ketika masih muda, bahkan ada yang masih di masa remaja.



Entrepreneurship itu sebuah perjalanan. Tidak bisa dibangun hanya dalam waktu sehari. Orang perlu jatuh bangun. Itulah kunci sukses. Dari sini akan tumbuh jiwa entrepreneurship yang kuat. Sodik dan siapapun yang ingin terjun di dunia entrepreneurship pasti punya impian. Mulailah dari kecil dan ikuti saja iramanya, niscaya kapabilitas akan datang dengan sendiri.

Memulai itu bagian dari self intrepreneurship. Memahami entrepreneurship bukan semata-mata memahami soal wirausaha. Entrepreneurship adalah sebuah konsep yang memiliki prinsip sentral. Artinya kita yang menentukan nasib sendiri, karena di dalamnya ada self leadership, ada self starter. Pola hidup maupun cara hidup, kita tentukan sendiri. Kita tentukan kehidupan, bukan kehidupan yang menetukan kita.

Berdagang itu sebuah artikulasi. Ketika masuk membangun entrepreneurship mahasiswa, yang kita ciptakan bukan pengusaha. Tetapi bagaimana mendorong mahasiswa agar memiliki pemikiran seperti pengusaha. Entrepreneurship bukan sekadar membangun usaha atau bisnis. Entrepreneurship adalah pola atau konsep hidup. Bukan hanya untuk menghasilkan para usawahawan, namun yang amat penting bagaimana jiwa intrepreneurship yang ada di dalam diri bisa dimunculkan.

Itulah yang saya lakukan di beberapa perguruan tinggi selama ini. Kalau ada yang muncul jadi pemimpin, maka dia harus jadi pemimpin yang paham percaturan ekonomi.

Bagi mahasiswa memahami entrepreneurship adalah membuka sebuah wacana atau midset. Lulus kuliah bukan semata mencari kerja, melainkan bagaimana bisa menciptakan lapangan kerja. Di Malaysia mudah mencari pekerjaan, sehingga berduyun-duyun didatangi orang Indonesia, India, Nepal dan Bangladesh. Tetapi satu hal yang kita lupakan. Di Indonesia memang susah cari kerja namun mudah membuat lapangan pekerjaan.

Tetapi coba perhatikan. Mengapa banyak program pemberdayaan pemerintah kok selalu gagal. Karena mindsetnya tidak diubah. Kita sibuk mengajarkan menjual bakso sekaligus menyediakan modalnya. Namun tiga bulan berikut bangkrut. Mengapa? Kita lupa. Kita bikin semua orang seragam untuk jualan bakso. Tetapi mindset dengan intrepreneurshipnya yang harus tumbuh dengan kesadaran dari dalam justru kita abaikan.

Mengapa saya memilih mahasiswa? Bagi saya mahasiswa adalah bagian penting sejarah negeri ini. Mahasiswa tak boleh berdiri di menara gading karena merupakan bagian dari gerak langkah bangsa ini ke depan. Mahasiswa bukan koboi seperti yang dikatakan Soe Hok Gie, yang baru turun jika ada kejahatan. Mahasiswa adalah ikon perubahan. Tidak hanya di bidang politik, tetapi juga ekonomi kerakyatan.

Indonesia memerlukan mahasiswa atau generasi muda yang mampu menjawab tantangan zaman. Bukan mahasiswa yang hanya bisa meminta, tetapi mahasiwa yang mampu bergerak dengan jiwa dan kemandirian. Dengan gerak mahasiswa, terbukti Indonesia bisa berubah. Tetapi juga akhirnya tak cukup dengan yel-yel menggelegar dalam setiap demontrasi.

Harus ada perubahan mendasar. Yakni mendorong jadi pribadi yang hebat. Dan yang terpenting untuk itu adalah pengambilan keputusan untuk ‘memulai’. Sisanya adalah keteguhan.


Sumber: Majalah Khalifah | Edisi 12, Juli 2009

referensi

http://iibf-indonesia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=57:articles-13&catid=48:usually-articles&Itemid=106

No comments:

Post a Comment